Siswa-Siswi SDIT Al-Falah Timika. Mengikuti Simulasi Ibadah Haji.
Manasik Haji SDIT Al-Falah 2012.
SDIT
Al-Falah tahun ini kembali mengadakan kegiatan manasik haji. Ibadah haji sebagai
salah satu rukun Islam yang kelima, sudah seharusnya diperkenalkan kepada siswa
sejak dini. SDIT Al-Falah Timika yang berlokasi di Mile.32 Kuala Kencana setiap
tahun selalu menggelar Simulasi Ibadah Haji bagi siswa sekolah tersebut.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Falah yang telah terakreditasi B ini berupaya
memberikan pendidikan agama secara holistik / menyeluruh kepada siswa.
Wakalsek Kurikulum SDIT Al-Falah.
Dyah Ayu Puspitaningrum, S.Pd menyampaikan bahwa pelaksanaan manasik haji untuk
siswa dilaksanakan selama satu hari di Halaman Masjid Baitur Rahim Kuala Kencana. Para siswa
yang mengikuti kegiatan boleh didampingi
oleh orangtuanya. Diharapkan simulasi ibadah haji akan bermanfaat bagi siswa di
masa yang akan datang. Siswa SDIT Al-Falah diharapkan akan bertambah
kecintaannya untuk senantiasa menjalankan perintah Allah SWT termasuk kelak
menjalankan ibadah haji.
Panitia penyelenggara telah menyusun jadwal dengan sebaik-baiknya.
Manasik haji ini meliputi simulasi dari kegiatan persiapan, berangkat ke asrama
haji embarkasi, kegiatan di asrama, berangkat ke bandara menuju bandara
Internasional Soekarno-Hatta, keadaan dalam pesawat selama perjalanan menuju
Jeddah, tata cara di bandara King Abdul Aziz Jeddah, berangkat dan menuju
Madinah/Makkah, kegiatan selama di Madinah/Makkah, Arafah, Mudzdalifah, Mina,
pemulangan di bandara sampai kembali ke bandara di tanah air.
Selain simulasi di atas, siswa dibimbing untuk melaksanakan tata
cara ibadah haji yang benar. Mereka diberi tuntunan niat haji dan umroh,
memakai pakaian ihram, sa’i dari Safa ke Marwa, thawaf mengelilingi Ka’bah,
minum air zam-zam, wukuf di Arafah, mabit di Mudzdalifah, lembar jumrah di
Mina, tahalul, dan shalat serta berdzikir di masjidil Haram dan masjid Nabawi.
Siswa yang mengikuti kegiatan manasik haji tampak antusias dan
gembira. Walaupun hujan gerimis di halaman masjid serta pakaian ihram meraka
tampak kebesaran (bisa jadi meminjam milik orangtua), namun langkah mereka saat
ber-sa’i dan thawaf terlihat semangat. Ketika di tanya bagaimana perasaannya
mengikuti manasik haji ini, Siswa mengatakan sangat senang dan seru, berharap
nanti kalau sudah besar bisa melaksanakan ibadah haji di tanah suci dengan
benar.
Haji
Sumber Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Haji (Bahasa Arab: حج;
transliterasi: Hajj)
adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelahsyahadat, salat,
zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang
dilaksanakan kaum muslim sedunia
yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan
beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada
suatu waktu yang dikenal sebagai musim
haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah
ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf(berdiam
diri) di Padang Arafah pada
tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu
simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga
menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan
ibadah haji ini.
Secara lughawi,
haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. [1] Menurut
etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud,
dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk
melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat
sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu
ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama
bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain. [2]
[sunting]Latar belakang ibadah haji
Orang-orang Arab pada
zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek
moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk
umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar
jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat
yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah
dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara'
(syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. [2] Latar
belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan
oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya
agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah
agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan
untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk
anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk
mengenang tempat bertemunya nabi
Adamdan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran
seluruh umat manusia.
Jenis ibadah haji
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang
ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu,
sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama
Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram,
untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram
untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang
berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak
melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.[3][1]
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.[1]
§
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan
ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik
menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah.
Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan
pakaian ihram di miqat-nya,
orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji
sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan
umrah.
§
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang
atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah
haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk
melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti
melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa
terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
§
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan,
menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran
dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejakmiqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib
haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu
Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
Kegiatan ibadah haji
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan
urutan waktu:
§
Sebelum
8 Zulhijah, umat Islam dari seluruh dunia mulai
berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
§
8
Zulhijah, jamaah haji bermalam di Mina.
Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai
pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah.
Jamaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji
harus bermalam di Mina.
§
9
Zulhijah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf,
yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika
malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
§
10
Zulhijah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera
menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah
Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama
sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian
rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan
melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
§
11
Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
§
12
Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
§
Sebelum
pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf
perpisahan).
Lokasi utama dalam ibadah
haji
Makkah
Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah
menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan
melaksanakan niat dan thawaf haji.
Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat
pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Zulhijah
tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya
sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini
tidak dipakai.
Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat
jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan
untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.
Rute yang dilalui
oleh jamaah dalam ibadah haji
Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan
kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi
Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang
digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah
Aqabah, Jumrah
Ula, danJumrah
Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu
malam.
Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah
panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak
masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia
biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara
Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi. Lihat foto-foto keadaan
dan kegiatan dalam masjid ini.
Haji Arbain
Haji Arbain (bahasa Arab: اربعين arba'in,
artinya "empat puluh") adalah ibadah haji yang disertai dengan salat
fardhu sebanyak 40 kali di Masjid An-Nabawi Madinah tanpa terputus. Ibadah ini
seringkali dikerjakan oleh jamaah haji dari Indonesia. Dalam pelaksanaannya,
mereka setidak-tidaknya tinggal di Madinah saat haji selama 8 atau 9 hari, dan
dengan perhitungan sehari akan salat wajib sebanyak 5 kali dan selama 8 atau 9
hari maka akan tercukupi jumlah 40 kali salat wajib tanpa terputus.
Tempat bersejarah
Berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah, yang
meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para jemaah haji atau
peziarah lainnya[4]:
Jabal
Nur dan Gua Hira
Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara
Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua
Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat
Al-'Alaq ayat 1-5.
Jabal
Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan
Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki
selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw
dan Abu Bakar As-Siddiq
bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
Jabal
Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun
darisurga. Peristiwa pentingnya adalah tempat
turunnya wahyu yang terakhir pada NabiMuhammad saw,
yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
Jabal
Uhud
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang
dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran
tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman
Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat
beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi
salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Makam
Baqi'
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman
jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di
Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan
putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di
tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan
batu nisan.
Masjid
Qiblatain
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan salat
dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada
saat Nabi Muhammad saw melakukan salat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun
wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat salat diubah ke
arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya
masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.